Facebook Twitter RSS
banner

Bab I



BAB I
PENDAHULUAN



A.      LATAR BELAKANG
Muatan K-13 berisi program-program pengembangan, yang terdiri atas:  
1) Program pengembangan nilai agama dan moral
2) Program pengembangan fisik motorik
3) Program pengembangan kognitif
4) Program pengembangan bahasa
5) Program pengembangansosial-emosional
6) Program pengembangan seni.
Program pengembangan yang dimaksud adalah perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial emosional, dan seni melalui kegiatan bermain. Suasana belajar diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat mendorong minat peserta didik untuk belajar. Peserta didik dapat belajar apabila :

a)  Orang-orang yang ada di sekitarnya menyenangkan
b)  Lingkungan yang menyenangkan
c) Proses pembelajaran yang mendukung kebebasan berpikir, tanpa tekanan, sedikit instruksi dan pembatasan dari pendidik.
Kemampuan yang diharapkan dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pengembangan atau pembelajaran disebut  kompetensi, yang mengacu pada perkembangan peserta didik. Gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPA) pada akhir layanan PAUD di usia 6 tahun disebut Kompetensi Inti (KI). KI mencakup :
KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual.
KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial.
KI-2 untuk kompetensi inti pengetahuan.
KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi Inti sebagai acuan tingkat kemampuan dalam konteks muatan dan tema pembelajaran, serta pengalaman belajar yang disebut Kompetensi Dasar (KD). Jadi kompetensi dasar  yang dibangun adalah :
1.      Kompetensi dasar sikap (spiritual/religius dan sosial), nilai-nilai karakter yang termuat dalam kompetensi dasar sikap di K-13, meliputi:
a.       Menerima ajaran agama yang dianutnya
b.      Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
c.       Memiliki perilaku hidup sehat
d.      Rasa ingin tahu
e.       Kreatif
f.       Estetis
g.      Percaya diri
h.      Disiplin
i.        Sabar
j.        Mandiri
k.      Peduli
l.        Toleran
m.    Menyesuaikan diri
n.      Bertanggung jawab
o.      Jujur
p.      Rendah hati, dan santun dalam berinteraksi
2.      Kompetensi dasar  pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni dan budaya.
3.      Kompetensi dasar keterampilan, meliputi kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya dan gerakan sederhana.
Pembobotan Kurikulum 2013 PAUD berbasis karakter memberikan porsi yang besar pada kompetensi dasar sikap dibanding kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Sehingga program pengembangan yang diselenggarakan lebih banyak mengarah pada kompetensi dasar sikap. Sesuai prinsip pembelajaran PAUD, pemberian rangsangan pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter.
Salah satup program pengembangan fisik motorik yang telah dilakukan oleh KB Seruni Purworejo sejalan dengan esensi kurikulum 2013 yaitu pendidikan karakter terutama karakter perilaku hidup sehat. Meskipun dalam muatan program pengembangannya mengalami pembaharuan pada tahun pelajaran 2016/2017 yaitu ada satu hari dalam jadwal penggunaanbahasa Jawa sebagai bahasa pengantar dan bahasa lagu pendukung dalam gerak lagu. Peserta didik  di KB Seruni saat ini rata-rata menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dan kurang mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa daerahnya.
Berdasar latar belakang di atas, maka penulis mengangkat karya nyata berjudul “ GEBLEK BUMBU Gemar Eksplorasi Bermain Lewat Edukasi Kinestetik dan Beragam gizi Untuk Makanan Berdasar Usia di KB Seruni Purworejo ”. GEBLEK BUMBU merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dalam pengembangan karakter perilaku hidup sehat, yaitu dengan mengajak peserta didik untuk gemar mengeksplorasi kegiatan pengembangan kecerdasan kinestetik dan mau makan makanan yang bergizi  sesuai usia  peserta didik melalui bermain.

B.       RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam karya nyata ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi pelaksanaan dengan model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni  Purworejo?
2.      Bagaimanakah hasil dan dampak pelaksanaan  model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni  Purworejo?
3.      Faktor apa sajakah yang mendukung dan yang menghambat  pelaksanaan  model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo ?
4.      Bagaimanakah tindak lanjut  pelaksanaan model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo ?
C.      TUJUAN
Tujuan dalam penulisan karya nyata ini adalah sebagai berikut :
1.      Mendiskripsika perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi pelaksanaan dengan model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni  Purworejo.
2.      Mendiskripsikan hasil dan dampak pelaksanaan  model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni  Purworejo.
3.      Mendiskripsikan faktor apa sajakah yang mendukung dan yang menghambat  pelaksanaan  model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo.
4.      Mendiskripsikan tindak lanjut  pelaksanaan  model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo.

D.      STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
1.    Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah.
GEBLEK BUMBU dipilih sebagai strategi inovasi sebuah model pada pembelajaran di PAUD karena model pembelajaran ini dapat memecahkan permasalahan yang muncul pada pembelajaran di PAUD, khususnya pengembangan karakter perilaku hidup sehat.Yaitu
a)    Permasalahan perkembangan kemampuan kinestetik/gerak (fisik motorik) yang diabaikan  karena dianggap akan berkembang dengan sendirinya,
b)    Permasalahan peserta didik membawa bekal makanan seadanya dan kurang mendapat perhatian khusus mengenai kandungan nutrisi yang sesuai kebutuhan usia peserta didik.
c)    Permasalahan peserta didik butuh bergerak tetapi tidak  mau bergerak / malas karena lebih banyak waktu dihabiskan untuk bermain gadget.
d)   Permasalahan bermain dengan  permainan tradisional sudah jarang dilakukan.

2.    Deskripsi strategi pemecahan masalah yang dipilih.
a.       Perkembangan kemampuan kinestetik/gerak (fisik motorik)
Pengertian kemampuan kinestetik adalah kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Oleh karena itu agar memiliki kemampuan ini, peserta didik membutuhkan kesempatan untuk bergerak, dan menguasai gerakan.
Dalam pembelajaran, biasanya perkembangan kemampuan gerak tubuh ini diabaikan karena dianggap akan berkembang secara otomatis. Padahal perkembangan ini sama pentingnya dengan perkembangan yang lain. Dengan perkembangan kinestetik  yang bagus, peserta didik dapat makin menguasai dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Perkembangan kinestetik  juga meningkatkan perkembangan sosial emosional. Begitu peserta didik merasa bahwa dia dapat melakukan suatu tugas fisik, akan memperoleh rasa percaya diri. Semakin peserta didik bisa, ia semakin berkeinginan mencoba hal-hal baru dan berani menerima tantangan. Menjadikan suatu siklus yang berdampak pada pembelajaran secara keseluruhan. Aktivitas kinestetik berkontribusi terhadap kesehatan umum, rasa percaya diri, pengelolaan stress, perkembangan sosial, serta pengetahuan dan keterampilan karena kinestetik tubuh membangun otak. Ini membuktikan bahwa pengembangan kemampuan kinestetik/ fisik motorik penting dan perlu dilakukan juga dengan bantuan rangsangan.
 
b.      Permasalahan bekal makanan
Peserta didik sebagai anak usia dini harus mendapatkan perhatian yang intensif terutama menu makanan yang disantap tiap harinya. Hal yang mesti diperhatikan yaitu mendapatkan nutrisi dan gizi seimbang agar mereka bisa tumbuh dengan baik, karena usia dini merupakan rentang  yang sangat vital untuk perkembangannya. Makanan tersebut memenuhi fungsi sebagai sumber tenaga, sebagai pembangun penyokong pertumbuhan, dan pemelihara jaringan tubuh sertametabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Beberapa hal  yang perlu diperhatikan dalam pemberian   makanan bergizi/sehat untuk peserta didik sebagai anak usia dini :
1)      Penyajian memperhatikan kombinasi rasa, kombinasi warna, variasi bentuk potongan makanan, variasi makanan berkuah atau kering, variasi pengolahan.
2)      Waktu makan :
Menu makan pagi, biasanya dipilih hidangan yang cepat dan mudah persiapan, penyajian dan menyantapnya, menu makan siang dan malam disiapkan lengkap yang mengandung semua bahan makanan 4 sehat. Bahan makan 4 sehat yaitu sumber tenaga (karbohidrat), zat pembangun (lauk pauk : tahu, tempe, ikan, telur, daging). Bahan makanan ketiga dan keempat adalah sumber vitamin dan mineral (sayuran  dan buah-buahan).
Pemberian makanan bergizi/sehat bagi peserta didik sebagai bekal perlu memperhatikan waktu makan dan tujuan membawa bekal. Bekal biasanya dimakan pukul 09.30– 09.50 pagi menjelang siang, dan bertujuan peserta didik mendapat asupan gizi seimbang serta mengembangkan kecakapan hidup makan secara mandiri. Jadi bekal yang sebaiknya dibawakan oleh orang tua adalah menu makan siang.

c.       Peserta didik butuh bergerak tetapi tidak  mau bergerak / malas karena lebih banyak waktu dihabiskan untuk bermain gadget.
Orang tua yang sibuk membutuhkan cara agar anaknya tidak mengganggu atau tidak rewel. Cara paling sering ditemui  adalah dengan memberi fasilitas gadget yang memang membuktikan anak jenak dalam waktu lama, bahkan sulit untuk dihentikan saat bermain dengan smartphone tersebut. Padahal peserta didik sebagai anak usia dini sangat membutuhkan gerak untuk tumbuh kembangnya.

d.      Permasalahan bermain dengan  permainan tradisional sudah jarang dilakukan.
Bermain merupakan dunia anak-anak. Bermain bagi peserta didik sebagai anak usia dini merupakan proses mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia orang dewasa, cara bagi peserta didik untuk memperoleh serpihan pengetahuan tentang berbagai hal, menumbuhkan hasrat bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imajinasi, berlatih berinteraksi dengan orang dewasa dan sesama usia dini  lain, serta berlatih menggunakan kata-kata. Selain itu bermain membuat belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan manfaat bermain ini menjadi sangat penting karena pada saat anak masuk SD belajar akan menjadi lebih formal dan memerlukan upaya yang serius.
Sedangkan permainan tradisional Jawa Tengah, meskipun sudah ada beberapa yang tercampur dengan tradisional daerah lain, kurang dikenal peserta didik.

SHARE THIS POST

  • Facebook
  • Twitter
  • Myspace
  • Google Buzz
  • Reddit
  • Stumnleupon
  • Delicious
  • Digg
  • Technorati
Author: admin
Lorem ipsum dolor sit amet, contetur adipcing elit, sed do eiusmod temor incidunt ut labore et dolore agna aliqua. Lorem ipsum dolor sit amet.

0 comments: