Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Muatan K-13 berisi
program-program pengembangan, yang terdiri atas:
1) Program pengembangan
nilai agama dan moral
2) Program pengembangan
fisik motorik
3) Program pengembangan
kognitif
4) Program pengembangan
bahasa
5) Program pengembangansosial-emosional
6) Program pengembangan
seni.
Program
pengembangan yang dimaksud adalah perwujudan suasana belajar untuk
berkembangnya perilaku, kematangan berpikir, kinestetik, bahasa, sosial
emosional, dan seni melalui kegiatan bermain. Suasana belajar diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat mendorong minat peserta didik untuk belajar. Peserta
didik dapat belajar apabila :
a) Orang-orang yang ada di sekitarnya
menyenangkan
b) Lingkungan yang menyenangkan
c)
Proses pembelajaran yang mendukung kebebasan berpikir, tanpa tekanan, sedikit
instruksi dan pembatasan dari pendidik.
Kemampuan
yang diharapkan dicapai peserta didik setelah mengikuti proses pengembangan
atau pembelajaran disebut kompetensi,
yang mengacu pada perkembangan peserta didik. Gambaran pencapaian Standar
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPA) pada akhir layanan PAUD di usia 6
tahun disebut Kompetensi Inti (KI). KI mencakup :
KI-1 untuk kompetensi
inti sikap spiritual.
KI-2 untuk kompetensi
inti sikap sosial.
KI-2 untuk kompetensi
inti pengetahuan.
KI-4 untuk kompetensi
inti keterampilan.
Kompetensi
Inti sebagai acuan tingkat kemampuan dalam konteks muatan dan tema
pembelajaran, serta pengalaman belajar yang disebut Kompetensi Dasar (KD). Jadi
kompetensi dasar yang dibangun adalah :
1. Kompetensi
dasar sikap (spiritual/religius dan sosial), nilai-nilai karakter yang termuat
dalam kompetensi dasar sikap di K-13, meliputi:
a. Menerima
ajaran agama yang dianutnya
b. Menghargai
diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
c. Memiliki
perilaku hidup sehat
d. Rasa
ingin tahu
e. Kreatif
f. Estetis
g. Percaya
diri
h. Disiplin
i.
Sabar
j.
Mandiri
k. Peduli
l.
Toleran
m. Menyesuaikan
diri
n. Bertanggung
jawab
o. Jujur
p. Rendah
hati, dan santun dalam berinteraksi
2. Kompetensi
dasar pengetahuan, meliputi pengetahuan
tentang diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni dan
budaya.
3. Kompetensi
dasar keterampilan, meliputi kemampuan berpikir, berkomunikasi, bertindak
produktif dan kreatif melalui bahasa, musik, karya dan gerakan sederhana.
Pembobotan
Kurikulum 2013 PAUD berbasis karakter memberikan porsi yang besar pada
kompetensi dasar sikap dibanding kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Sehingga program pengembangan yang diselenggarakan lebih banyak mengarah pada
kompetensi dasar sikap. Sesuai prinsip pembelajaran PAUD, pemberian rangsangan
pendidikan dan pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter.
Salah
satup program pengembangan fisik motorik yang telah dilakukan oleh KB Seruni
Purworejo sejalan dengan esensi kurikulum 2013 yaitu pendidikan karakter
terutama karakter perilaku hidup sehat. Meskipun dalam muatan program
pengembangannya mengalami pembaharuan pada tahun pelajaran 2016/2017 yaitu ada
satu hari dalam jadwal penggunaanbahasa Jawa sebagai bahasa pengantar dan bahasa
lagu pendukung dalam gerak lagu. Peserta didik
di KB Seruni saat ini rata-rata menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa sehari-hari dan kurang mengenal bahasa Jawa sebagai bahasa daerahnya.
Berdasar
latar belakang di atas, maka penulis mengangkat karya nyata berjudul “
GEBLEK BUMBU Gemar Eksplorasi Bermain Lewat Edukasi Kinestetik dan Beragam gizi
Untuk Makanan Berdasar Usia di KB Seruni Purworejo ”. GEBLEK BUMBU
merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dalam pengembangan karakter
perilaku hidup sehat, yaitu dengan mengajak peserta didik untuk gemar
mengeksplorasi kegiatan pengembangan kecerdasan kinestetik dan mau makan
makanan yang bergizi sesuai usia peserta didik melalui bermain.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan
masalah dalam karya nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi pelaksanaan dengan model
pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni
Purworejo?
2. Bagaimanakah
hasil dan dampak pelaksanaan model
pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni
Purworejo?
3. Faktor
apa sajakah yang mendukung dan yang menghambat pelaksanaan
model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo ?
4. Bagaimanakah
tindak lanjut pelaksanaan model
pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo ?
C.
TUJUAN
Tujuan
dalam penulisan karya nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Mendiskripsika
perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi pelaksanaan dengan model
pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni
Purworejo.
2. Mendiskripsikan
hasil dan dampak pelaksanaan model
pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni
Purworejo.
3. Mendiskripsikan
faktor apa sajakah yang mendukung dan yang menghambat pelaksanaan
model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni Purworejo.
4. Mendiskripsikan
tindak lanjut pelaksanaan model pembelajaran GEBLEK BUMBU di KB Seruni
Purworejo.
D.
STRATEGI
PEMECAHAN MASALAH
1. Alasan
pemilihan strategi pemecahan masalah.
GEBLEK
BUMBU dipilih sebagai strategi inovasi sebuah model pada pembelajaran di PAUD
karena model pembelajaran ini dapat memecahkan permasalahan yang muncul pada
pembelajaran di PAUD, khususnya pengembangan karakter perilaku hidup sehat.Yaitu
a)
Permasalahan perkembangan kemampuan
kinestetik/gerak (fisik motorik) yang diabaikan karena dianggap akan berkembang dengan
sendirinya,
b)
Permasalahan peserta didik membawa
bekal makanan seadanya dan kurang mendapat perhatian khusus mengenai kandungan
nutrisi yang sesuai kebutuhan usia peserta didik.
c) Permasalahan peserta didik butuh bergerak
tetapi tidak mau bergerak / malas karena
lebih banyak waktu dihabiskan untuk bermain gadget.
d)
Permasalahan bermain dengan permainan tradisional sudah jarang dilakukan.
2. Deskripsi
strategi pemecahan masalah yang dipilih.
a. Perkembangan
kemampuan kinestetik/gerak (fisik motorik)
Pengertian kemampuan
kinestetik adalah kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola
objek. Oleh karena itu agar memiliki kemampuan ini, peserta didik membutuhkan
kesempatan untuk bergerak, dan menguasai gerakan.
Dalam pembelajaran,
biasanya perkembangan kemampuan gerak tubuh ini diabaikan karena dianggap akan
berkembang secara otomatis. Padahal perkembangan ini sama pentingnya dengan
perkembangan yang lain. Dengan perkembangan kinestetik yang bagus, peserta didik dapat makin
menguasai dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Perkembangan kinestetik juga meningkatkan perkembangan sosial
emosional. Begitu peserta didik merasa bahwa dia dapat melakukan suatu tugas
fisik, akan memperoleh rasa percaya diri. Semakin peserta didik bisa, ia
semakin berkeinginan mencoba hal-hal baru dan berani menerima tantangan.
Menjadikan suatu siklus yang berdampak pada pembelajaran secara keseluruhan.
Aktivitas kinestetik berkontribusi terhadap kesehatan umum, rasa percaya diri,
pengelolaan stress, perkembangan sosial, serta pengetahuan dan keterampilan
karena kinestetik tubuh membangun otak. Ini membuktikan bahwa pengembangan
kemampuan kinestetik/ fisik motorik penting dan perlu dilakukan juga dengan bantuan
rangsangan.
b. Permasalahan
bekal makanan
Peserta didik sebagai
anak usia dini harus mendapatkan perhatian yang intensif terutama menu makanan
yang disantap tiap harinya. Hal yang mesti diperhatikan yaitu mendapatkan
nutrisi dan gizi seimbang agar mereka bisa tumbuh dengan baik, karena usia dini
merupakan rentang yang sangat vital
untuk perkembangannya. Makanan tersebut memenuhi fungsi sebagai sumber tenaga,
sebagai pembangun penyokong pertumbuhan, dan pemelihara jaringan tubuh
sertametabolisme dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan bergizi/sehat untuk peserta didik
sebagai anak usia dini :
1) Penyajian
memperhatikan kombinasi rasa, kombinasi warna, variasi bentuk potongan makanan,
variasi makanan berkuah atau kering, variasi pengolahan.
2) Waktu
makan :
Menu makan pagi,
biasanya dipilih hidangan yang cepat dan mudah persiapan, penyajian dan
menyantapnya, menu makan siang dan malam disiapkan lengkap yang mengandung
semua bahan makanan 4 sehat. Bahan makan 4 sehat yaitu sumber tenaga
(karbohidrat), zat pembangun (lauk pauk : tahu, tempe, ikan, telur, daging).
Bahan makanan ketiga dan keempat adalah sumber vitamin dan mineral
(sayuran dan buah-buahan).
Pemberian makanan
bergizi/sehat bagi peserta didik sebagai bekal perlu memperhatikan waktu makan
dan tujuan membawa bekal. Bekal biasanya dimakan pukul 09.30– 09.50 pagi
menjelang siang, dan bertujuan peserta didik mendapat asupan gizi seimbang
serta mengembangkan kecakapan hidup makan secara mandiri. Jadi bekal yang
sebaiknya dibawakan oleh orang tua adalah menu makan siang.
c. Peserta
didik butuh bergerak tetapi tidak mau
bergerak / malas karena lebih banyak waktu dihabiskan untuk bermain gadget.
Orang tua yang sibuk
membutuhkan cara agar anaknya tidak mengganggu atau tidak rewel. Cara paling
sering ditemui adalah dengan memberi
fasilitas gadget yang memang membuktikan anak jenak dalam waktu lama, bahkan
sulit untuk dihentikan saat bermain dengan smartphone tersebut. Padahal peserta
didik sebagai anak usia dini sangat membutuhkan gerak untuk tumbuh kembangnya.
d. Permasalahan
bermain dengan permainan tradisional
sudah jarang dilakukan.
Bermain merupakan dunia
anak-anak. Bermain bagi peserta didik sebagai anak usia dini merupakan proses
mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia orang dewasa, cara bagi peserta
didik untuk memperoleh serpihan pengetahuan tentang berbagai hal, menumbuhkan hasrat bereksplorasi, melatih pertumbuhan fisik dan imajinasi,
berlatih berinteraksi dengan orang dewasa dan sesama usia dini lain, serta berlatih menggunakan kata-kata.
Selain itu bermain membuat belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan
manfaat bermain ini menjadi sangat penting karena pada saat anak masuk SD
belajar akan menjadi lebih formal dan memerlukan upaya yang serius.
Sedangkan permainan
tradisional Jawa Tengah, meskipun sudah ada beberapa yang tercampur dengan
tradisional daerah lain, kurang dikenal peserta didik.
0 comments: